Jumat, 06 Agustus 2010

PENTAS AKSI DAN KREASI SENI ISLAMI

KAPETAKAN.- Dalam memeriahkan HUT RI Ke-56 Kemerdekaan RI, Dewan Keluarga masjid DKM Nurul Jannah Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, menyelenggarakan kegiatan Pentas Aksi dan Kreasi Seni Islami "PAKSI", Minggu lalu di halaman masjid setempat.

"Melalui kegiatan ini, kami bermaksud menumbuhkembangkan apresiasi dan kreasi seni Islam, khususnya di kalangan generasi muda. Sehingga generasi muda muslim bisa memaknai kemerdekaan ini dengan penggalian dan pemanfaatan potensi diri yang positif sebagai seni kehidupan," ungkap Sekretaris DKM, Darkina Indrawijaya kepada Dialog.

Kegiatan yang berlangsung meriah serta menyita perhatian ratusan penonton tersebut, menampilkan beragam kreasi seni seperti, penampilan grup qosidah, sholawat, hadroh, karaoke, pembacaan deklamasi puisi Islami serta orasi yang masing-masing dibawakan oleh anak-anak usia TKA dan TPA di wilayah setempat. /DR/ /Surat kabar Mitra Dialog; Kamis-Jum'at, 30-31 Agustus 2001

DKM NURUL JANNAH ANTISIPASI PEKAT

KAPETAKAN. - Maraknya berbagai penyakit masyarakat (pekat) seperti perjudian, prostitusi, kenakalan remaja dan tindak kriminal merupakan bukti makin minimnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap ajaran agama Islam.

"Peningkatan aktivitas keagamaan merupakan salah satu upaya menekan berbagai penyakit tersebut," demikian dikatakan Darkina Indrawijaya, Sekretaris Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Jannah Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon kepada Dialog, Senin (16/7)

Salah satu upaya yang dilakukan pengurus DKM dalam meminimalkan berbagai penyakit masyarakat yakni melalui kegiatan Gelar Aksi Insan Islami (Ganis. Sebanyak 104 peserta yang terdiri remaja dan anak-anak turut serta dalam kegiatan yang berlangsung 7-9 Juli 2001 di masjid setempat.

Acara tahunan yang bersifat rekreatif, informatif dan edukatif ini diadakan memanfaatkan waktu liburan kenaikan kelas. Harapannya, para remaja dan anak-anak tetap melakukan aktivitas positif selama liburan.

"Remaja dan anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan keberadaannya. Jika mereka memiliki pengetahuan dan kemampuan agama yang kuat, nasib bangsa ini diharapkan menjadi lebih baik," ujar Indrawijaya.

Ketua Pelaksana Ganis Ke-III, Adeng Tasidi menjelaskan, para peserta dibekali materi keagamaan dengan harapan tumbuh menjadi manusia bermoral baik dan berakhlakul karimah. Materi keagamaan yang diberikan diracik sedemikian rupa disesuaikan dengan psikologi remaja dan anak-anak.

"Kami sangat bersyukur Ganis Ke-III berjalan dengan lancar dan mendapat respon positif dari berbagai pihak. Dukungan dari aparat desa dan kepolisisan setempat sangat membantu lancarnya pelaksanaan Ganis," tandasnya.

Kegiatan lain yang tengah diaktifkan pengurus DKM Nurul Jannah yakni memproduksi paving block. Aktivitas ini diadakan dalam rangka memanfaatkan potensi para remaja dilingkungan Kecamatan kapetakan khususnya Desa Suranenggala.

Dikemukakan Darkina, pelaksanaan proyek pembuatan paving block dananya diperoleh dari kas DKM Nurul Jannah, subsidi pemerintah Desa Suranenggala dan swadaya masyarakat setempat. Terobosan yang dilakukan pengurus DKM melalaui proyek paving block bertujuan mengurangi jumlah remaja atau pemuda menganggur di daerah setempat.

Kegiatan pembuatan paving block dengan memanfaatkan para remaja menganggur, tambahnya, diharapkan pula dpat menghindari generasi muda dari berbagai pengarug buruk seperti narkoba dan perkelahian massal. (C-18/(Surat kabar Mitra Dialog; Kamis- Jum'at, 19-20 Juli 2001

DKM NURUL JANNAH PRODUKSI PAVING BLOCK

KAPETAKAN. - Dalam rangka memanfaatkan potensi para remaja, pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Jannah Desa Suranennggala Kecamatan Kapetakan tengah memproduksi paving block yang berorientasi menjadi usaha ekonomi produktif.

Sekretaris DKM Nurul Jannah, Darkina Indrawijaya didampingi Ketua Pelaksana Proyek Paving Block, Carsina Eka Wijaya menjelaskan, tahap awal hasil produksi paving block dipergunakan untuk pemerataan dan perbaikan halaman masjid tersebut.

"Jika hujan tiba halaman masjid dipastikan becek sehingga dapat mengganggu kenyaman para jamaah khususnya saat pelaksanaan shalat ied. Adanya upaya memproduksi paving block yang hasil pertamanya diperuntukkan bagi Masjid Nurul Jannah diharapkan dapat menyelesaikan perasoalan tersebut," ujar Carsina kepada Dialog, Rabu (14/2)

Menurutnya, pelaksanaan proyek pembuatan paving block yang telah dimuali sejak Januari 2001 itu, dananya diperoleh dari kas DKM Nurul Jannah, subsidi pemerintah Desa Suranenggala dan swadaya masyarakat setempat.

Terobosan yang dilakukan pengurus DKM melalui proyek paving block bertujuan mengurangi jumlah remaja atau pemuda menganggur di daerah setempat.

"Jumlah remaja usia produktif yang menganggur di desa kami cukup banyak. Kemampuan yang mereka miliki akhirnya kami manfaatkan dengan melakukan kegiatan pembuatan paving block," katanya didampingi wakil ketua Idin Rasidin.

Darkina Indrawijaya menambahkan, pelaksanaan pembuatan paving block dengan memanfaatkan para remaja menganggur diharapkan pula dapat menghindari generasi muda dari berbagai pengaruh buruk seperti narkoba dan perkelahian massal.

Diakuinya, para pemuda di daerah Kecamatan Kapetakan telah dikenal sering terlibat perkelahian massal. Penilain ini tentunya saja menimbulkan citra buruk dan telah merusak nama baik wilayah tersebut.

"Kami ingin menunjukkan dan membuktikan kepada semua pihak bahwa penilaian itu sangat keliru sebab pemuda di Kecamatan Kapetakan khususnya Desa Suranenggala mampu berbuat positif dengan aktif mengadakan berbagai kegiatan keagamaan serta memproduksi sendiri paving block,' tegasnya.

Darkina mengajak kepada seluruh remaja dan pemuda di Kecamatan Kapetakan untuk melakukan berbagai ativitas positif dan menghindari segala bentuk perselisihan. Pasalnya, perselisihan tidak mendapatkan sesuatu yang berharga tetapi justru hanya membuat semuanya makin rusak (C-18) (Surat Kabar Mitra Dialog; selasa-Rabu, 20-21 Februari 2001)








Kamis, 05 Agustus 2010

122 REMAJA IKUTI GELAR AKSI INSAN ISLAMI

KAPETAKAN.- Sedikitnya122 remaja dan anak-anak mengikuti Gelar Aksi Insan Islami "GANIS" yang diselenggarakan Dewan Kemakmuran Masjid "DKM" Nurul Jannah Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, 10-12 Juli lalu.

Ketua DKM Nurul Jannah, Kasanah didampingi Sekretaris, Darkina Indrawijaya kepada Dialog mengatakan, Ganis digelar dalam rangka mengisi liburan anak-anak kearah lebih positif sehingga terbentuk generasi penerus Islami yang mampu membendung segala tantangan, rintangan dan hambatan yang menghadang.

"Ajang yang bersifat rekreatif, informatif dan edukatif tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan generasi muda tentang ilmu keislaman. Bekal yang mereka terima tentunya menjadi cermin dalam menapaki kehidupan selanjutnya," ujar Indrawijaya.

Menurutnya, antusias para remaja dan anak-anak mengikuti kegiatan ini cukup tinggi sebab pada umumnya mereka tidak mempunyai aktivitas khusus di masa libur sekolah. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini antara lain aqidah, fikih, akhlak dan syariat ibadah.

"Ganis merupakan ajang untuk menggali dan mengembangkan bakat serta kreativitas para peserta. Dalam setiap kesempatan para peserta diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, kemampuan dan keahlian yang dimiliki agar potensi yang dimiliki dapat lebih berkembang," katanya.

Dalam kegiatan ini digelar pula berbagai jenis perlombaan untuk memacu motivasi anak. Sebut saja lomba MTQ, adzan, ceramah, baca puisi keislaman, kaligrafi, cerdas cermat agama, malam kreasi seni Islami hingga hasta karya.

Dengan adanya Ganis, lanjut Indrawijaya, para peserta selain memahami materi yang ada dapat pula mengembangkan kemampuan yang terpendem selama ini. Pengembangan ini nantinya akan diarahkan lebih lanjut agar tumbuh menjadi lebih matang.

Dalam kesempatan tersebut hadir pula anggota kepolisisn yang sengaja diundang untuk memberikan penjelasan tentang narkoba dan bahayanya bagi kehidupan. upaya ini mendapat respon posistif dari para peserta dengan terciptanya dialog secara terbuka antara petugas polisi dan mereka.

"Pengetahuan tentang narkoba sangat diperlukan generasi muda karena perkembangannya sudah semakin meluas," tandasnya. "NA" Surat Kabar Mitra DIalog, Sabtu-senin; 22-24 Juli 2000

Senin, 02 Agustus 2010

PUISI KARYA PESERTA GANIS

Gelar Aksi Insan Islam atau lebih keren disingkat dengan GANIS merupakan salah satu program kerja dari Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Jannah Desa Suranenggala Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon. GANIS sudah beberapa kali diadakan.

Berikut ini kami tampilkan beberapa karya dalam bentuk puisi dari peserta GANIS DKM Nurul Jannah.

SEPULUH JULI 2000
by : Mushollah As Salam


Di senin pagi yang, Ceriah
Kami mendirikan dua tenda
Di depan Masjid Nurul Jannah
Untuk menambah ilmu pengetahuan di bidang agama

Kami bermalam di tenda
Beralaskan tikar dan tanah
Setiap malam kami mendo'akan
Agar Acara GANIS tetap selalu ada

Dua malam tiga hari kami menginap
Tak kenal letih dan lelah
Biar panas teriknya matahari
Ataupun dinginnya angin malam
Musholla As-Salam selalu tampil beda

Di setiap perlombaan,
Di setiap pertanyaan
Kami melaluinya dengan perjuangan dan semangat yang tinggi
Serta dedikasi dan etika yang bertanggungjawab

10 juli 2000
adalah satu kenangan yang tak bisa kami lupakan


NEGRIKU
karya : Moh. Ferry


Negriku dulu kau sejuk dan indah
Negriku dulu kau ramah dan pesona
Negriku dulu kau damai dan tentram

Namun sekarang kau panas bagaikan
Api yang sangat membara
Terasa teriris di hati kami
Melihat negri sendiri namun tiada pasti

Banyak rakyat yang menderita
Banyak karyawan yang di PHK
Banyak anak yang putus sekolah
Dan banyak yang menjadi gelandangan

Dengarkan kau jeritan-jeritan hati kami
Dengarkan kau rintihan-rintihan hati kami
Oh....Tuhan sampai kapan kau
Uji hati kami

Hanya do'a yang dapat kami teteskan
Oh...Tuhan damaikanlah
Kembali negriku ini


MALAM ROMADHON
karya : Sri Nur Hayati


Di dalam malam Romadhon keramat
Sepenuh gairah aku bersujud meratap
Dan alam fana ini kuhempaskan
Membuat aku terlepas dari segala ikatan

Namun dunguku tak kuasa
Lantarkan kijab bertakbir
Dan aku terpaku dalam lena hampa
Raja yang tak bermahkota

Oh...............Maha Rohman
Aku mau meloncat dengan kakimu
Mana petala harus kuterobos
Mana langit harus kutrobos
mana rimba harus kutrobos

Tak apa jasad ini hancur oleh sinar apimu
Tetapi, tetapi jasad ini menutup mataku
Dan mataku buta terkurung kabut lena
Oh........Maha Rohman
Aku berserah membenam dalam rindumu

Allah Huakbar
Allah Huakbar
Allah Huakbar
ALLAH MAHA BESAR

MUQADIMAH

Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, kami dapat membuat Blog Masjid Suranenggala ini. Sebelumnya kami juga merancang semacam bulletin khusus Masjid Jami Nurul Jannah, yang kami beri nama Nenggala News. Blog Masjid Suranenggala yang merupakan pengembangan dari konsep Bulletin Nenggala News ini dimaksudkan sebagai jurnal/ catatan kebudayaan dan keagamaan (Islam) wong Bedulan (Suranenggala).

Akhir-akhir ini kami merasa prihatin dengan imej daerah kita tercinta yang kurang baik (jika tidak boleh dikatakan negatif/ jelek). Sudah banyak media cetak dan elektronik yang memberitakan peristiwa yang kurang baik yang terjadi di desa kita tercinta. Daerah kita diidentikkan dengan tawuran, penodongan,perampokan dan tindak kriminal lainnya. Sehingga ada anggapan bahwa daerah/ desa kita adalah black zona (daerah hitam yang rawan kejahatan).

Dampak dari informasi yang kurang baik tersebut mengakibatkan pihak luar/ orang luar daerah/ desa kita kurang percaya (atau barangkali tidak percaya lagi) dengan orang-orang yang berasal dari daerah/desa kita. Salah satu buktinya banyak para pencari kerja dari daerah/ desa kita yang mengalami kesulitan dalam melamar pekerjaan. Kita juga dipersulit kalau mau kredit motor atau pinjam uang dilembaga finance.

Benarkah daerah Bedulan/ Suranenggala begitu adanya? Sudah berimbangkah informasi yang diekspos oleh media cetak dan media elektronik tersebut?
Padahal daerah Bedulan/ Suranenggala bukan hanya bisa tawuran atau penodongan/ perampokan saja. Aktivitas keagamaan juga cukup marak. Bahkan bisa dikatakan tawuran dan penodongan bukan budaya masyarakat bedulan/ suranenggala, tapi sebagai efek dari pengangguran yang merupakan permasalahan yang sulit dipecahkan.

Maka untuk mengimbangi informasi negatif yang sudah terlanjur menyebar tersebut, kami membuat media yang bisa dibaca dan diakses oleh setiap orang di seluruh dunia melalui dunia internet. Semoga dengan adanya blog masjid suranenggala ini bisa memperbaiki dan mengangkat citra masyarakat bedulan yang positif ke suluruh dunia.

Sebagai jurnal/ catatan kebudayaan dan keagamaan (Islam) wong Bedulan/ Suranenggala ini, kami berharap kehadiran blog Desa Suranenggala bisa membawa kemaslahatan bagi kaum muslim Desa Suranenggala pada khususnya dan wong Bedulan/ Suranenggala pada umumnya.

Kami juga mengharapkan dukungan dari semua pihak demi perkembangan blog masjid Suranenggala ini. Anda bisa memberikan komentar dari setiap info yang kami sajikan. saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan dan kemaslahatan kaum muslim dan wong Bedulan/ suranenngala sangat kami harapkan. Anda bisa mengirim email ke kami yaitu di : masjidsuranenggala@gmail.com

Untuk mengakses blog suranenggala ini Anda bisa kunjungi http://masjidsuranenggala.blogspot.com.

TKA/TPA BAHRUL ULUM

TARIK TAMBANG. Dua kelompok anak TKA/TPA Bahrul Ulum Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon saling tarik tambang di Obyek Wisata Sunyaragi. Minggu (11/6) lalu. Aneka lomba tersebut berkaitan dengan pembagian raport anak didik. (Surat Kabar dalam rubrik Mitra Dialog, Sabtu-Senin , 24-26 Juni 2000 dalam rubrik Peristiwa dalam Gambar)

BELAJAR TAJWID


BELAJAR TAJWID. Sekitar 200 anak dan remaja mengikuti bimbingan belajar ilmu tajwid di Masjid Nurul Jannah, Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan Kabupaten Cirebon, Minggu (12/3) . (Surat Kabar Mitra Dialog; Selasa, 14 maret 2000 dalam rubrik RW Isun)

MARHABANAN DI NURUL JANNAH

Suranenggala, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Jannah di Desa Suranenggala Kecamatan Kapetakan kabupaten Cirebon melakukan perbaikan beberapa fasilitas masjid diantaranya pemagaran sekitar masjid.

Menurut Pengurus DKM Nurul Jannah, Darkina Indrawijaya, biaya perbaikan masjid diperoleh dari swadaya masyarakat.

Selain pemagaran, dalam waktu dekat pengurus DKM berniat melakukan pengurugan halaman masjid agar terlihat lebih halus. Adapun kegiatan rutin yang dilakukan jamaah yakni marhabanan dan yasinan tiap malam Jum'at serta bimbingan aqidah bagi remaja pada Minggu Pertama dan Minggu Terkhir dalam setiap bulannya. (Surat Kabar Mitra Dialog; Jum'at, 17 Maret 2000 dalam rubrik Dari Masjid ke Masjid)

DKM NURUL JANNAH BANGUN RUANGAN KHUSUS UNTUK ANTISIPASI PENCURIAN

Ba'da sholat subuh amplifier Masjid Jami' Nurul Jannah Desa Suranenggala Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon digondol maling. Tidak ada jejak yang ditinggalkan sehingga sulit dilacak bagaimana dan ke mana pencuri tersebut beraksi.

"Jama'ah sholat subuh tidak menyangka peristiwa tersebut, karena biasanya sehabis sholat subuh amplifier masjid yang biasanya ditaruh di dekat mimbar aman-aman saja," demikian ungkap imam masjid sholat subuh , Haji Dukisa.

Diduga pencuri tersebut telah lama mengamati dan mengawasi barang masjid yang akan diambilnya. Di saat orang lain lengah pencuri melakukan aksinya.

Sejak dibangunnya Masjid Jami Nurul Jannah Desa Suranenggala hingga bulan Februari 2006, kasus pencurian di Masjid Nurul Jannah sudah tiga kali. Oleh karenanya untuk mengantisipasi kejadian serupa Pengurus DKM Nurul Jannah membangun ruangan khusus. "Ruangan ini nanti akan kami fungsikan sebagai tempat menyimpan amplifier, muadzin dan tempat penyimpanan arsip-arip DKM," kata Ketua DKM Nurul Jannah, Adeng Tasidi.

Pembangunan ruangan khusus yang letaknya disamping tempat pengimaman dan berukuran satu kali setu setengah meter ini dananya diambil dari kas DKM Nurul Jannah.

"Kita doakan agar pencuri segera bertobat dan tidak mengualngi perbuatannya. karena mencuri barang masjid itu dosanya lebih besar bahkan mungkin sampai tujuh turunan," ujar mantan Kaur Kesra Desa Suranenggalah, Lebeh Abu Hanifah. (Darkina Indrawijaya)

MENGENAL LEBIH DEKAT DAERAH BEDULAN LEWAT SEJARAHNYA

Hingga kini masih banyak masyarakat yang menganggap daerah Bedulan identik dengan black zone (daerah hitam yang rawan kejahatan). Padahal sesungguhnya daerah yang asal namanya diambil dari nama pendirinya, Nyi Mas Baduran (oleh orang Belanda karena lidahnya cadel disebut Bedulan) itu masyarakatnya juga agamis. memang tidak dipungkiri bahwa di daerah yang terdiri dari empat desa ini ada juga warganya yang bersikap amoral. tapi itu hanya beberapa saja, sama seperti daerah lainnya. bukankah kejahatan itu ada di mana-mana? Dan sudah menjadi hukum alam, setiap ada kebaikan pasti ada kemunkaran. Tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Nama Bedulan atau sering juga disebut Suranenggala mengandung makna berani karena senjata. kata Suranenggala berasal dari dua kata, yaitu Sura yang berarti berani dan nenggala yang artinya senjata. Jadi Suranenggala berarti wani ing dalem gegaman ( berani karena didasari senjata). Karena pendiri dan warga Bedulan / Suranenggala ini muslim maka sebagai muslim senjatanya adalah Doa, jadi sebenarnya masayarakat Suranenggala/ Bedulan itu harus berani karena punya senjata do'a. Bukankah senjata hidup muslim yang paling ampuh itu adalah do'a. namun ada beberapa warga Suranenggala yang masih salah menafsirkan arti Suranenggala itu. Di benak mereka senjata adalah clurit, parang dan senjata tajam lainnya.

Daerah Suranenggala/ Bedulan yang meliputi Desa Suranenggala, Desa Suranenggala Lor, Desa Suranenggala Kidul dan Desa Suranenggala Kulon ini didirikan oleh sepasang suami istri murid Mbah Kuwuh Cerbon. Kedua insan ini adalah Nyi Mas baduran dan Ki Gede Suranenggala.

Sebelum Ki Gede Suranenggala mempersunting Nyi Mas Baduran, Ki Gede Suranenggala harus berjuang memperebutkannya dalam sayembara adu jurit/ adu tanding dengan kesaktian melawan Nyi Mas Baduran yang selain cantik rupanya juga punya kesaktian. Sudah menjadi tradisi wong Cerbon zaman dulu, bila ada wanoja/ wanita cantik dan sakti yang akan dinikahkan, maka calon suaminya harus bisa mengalahkan dirinya terlebih dahulu.

Karena Nyi Mas Baduran adalah salah satu muridnya yang sakti dan berparas rupawan, maka Mbah Kuwu Cerbon menggelar sayembara aduh kesaktian tersebut. Dari sekian banyak gegeden/ Ki Gede yang mengikuti sayembara, hanya Ki Gede Suranenggala yang mampu mengalahkan kesaktian Nyi Mas Baduran. tentu saja setelah melalui perang tanding yang seruh dan memakan waktu lama.

Setelah resmi dinikahkan oleh Mbah Kuwu Cerbon, nyi Mas Baduran dibawa/ diboyong oleh suaminya ke pedukuhan yang terletak di sebelah utara Pedukuhan Celancang. Dari hasil pernikahannya tyersebut, Nyi Mas Baduran dan Ki Gede Suranenggala dikarunai seorang putri yang bernama Dewi Pulunggana.

Sama seperti ibunya, Dewi Pulunggana, selain berwajah cantik juga terkenal pilih tanding dan diksura (sakti mandraguna). Kesaktian Dewi Pulunggana ini pernah dimanfaatkan untuk menyelamatkan rakyat Pedukuhan Cirebon dari penggebuk/ bencana penyakit yang dilancarkan oleh seorang gegeden asal Pedukuhan jungbang, yang bernama Ki Saraglanang. Ki Saraglanang tidak senang akan syiar Islam di pedukuhannya. peristiwa ini terjadi ketika Pedukuhan Cerbon belum genap sewindu menjadi kesultanan Cerbon. banyak penduduk Kesultanan Cerbon yang ,meninggal dunia akibat wabah penyakit yang mematikan itu.

Untuk menghentikan perbuatan Ki Saraglanang ini, Kanjeng Sunan Gunung Jati sebagai penguasa Kesultanan Cerbon segera mengutus Dewi Pulunggana untuk menaklukakkannya.

Setelah dinasehati secara baik-baik agar menghentikan perbuatannya yang menyusahkan rakyat banyak itu tidak diacuhkan oleh Ki Saraglanang, maka jalan terakhir yang ditempuh Dewi Pulunggana adalah adu Kesakten. Di akhir pertarungan tersebut, Ki Saraglanang dapat dilumpuhkan dan masyarakat Cerbon pun kembali sehat seperti sedia kala.

Sebagai wanita cantik, tentu saja banyak lelaki atau Ki Gede yang berhasrat mempersunting dirinya sebagai istri. Dewi Pulunggana mau mengakhiri masa lajangnya apabila para gegeden sanggup memenuhi persyaratan yang diajukannya. Calon suaminya itu harus bisa menanam pohon beringin sebelum sehari sudah berbuah. Memang banyak Ki Gede yang kepincut dengan kecantikan Dewi Pulunggana mencoba menjajalnya, tapi tak satu pun yang berhasil. Kecuali seorang pemuda yang bernama Raden Johar.

Dengan disaksikan oleh Kanjeng Sunan Gunung Jati dan para gegeden Raden johar berhasil menanam pohon beringin yang sebelum sehari sudah berbuah. Karena penasaran dengan kesaktian Raden Johar, Dewi Pulunggana menantangnya beradu tanding. Ternyata Dewi Pulunggana harus mengakui kehebatan ilmu yang dimiliki oleh Raden Johar. Dewi Pulunggana pun bersedia jadi pendamping hidup Raden Johar. Pernikahan kedua insan yang sama-sama sakti dan telah terpikat tali tresno ini dilaksanakan di Keraton Kesultanan Cerbon. Setelah resmi menikah dengan Dewi Pulunggana, Raden Johar diangkat menjadi Patih Agung Kesultanan Cerbon oleh Kanjeng Sunan Gunung jati yang kemudian bergelar Ki Pati Waringin.

Kini makan Ki Patih Waringin dapat kita jumpai di Desa Suranenggala Kidul Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon, sedangkan nama Ki Gede Suranenggala diabadikan oleh warga setempat menjadi nama desanya (Darkina Indrawijaya)

ARAK-ARAKAN MUSHOLLAH NURUL IMAN

Siang itu, Surya redup yang berselimut awan seakan turut larut dalam alunan shalawat nariyah dari serombongan kaum muslimin Desa Suranenggala Kecamatan Suranenggala Kabupaten Cirebon.

Ada apa gerangan?
Mushollah Nurul Iman yang merupakan awal pembangunan/ bangunan pertama mushollah setelah pemekaran Desa Suranenggala, telah mencapai suatu titik dari tahap-tahap rehabilitasi/ pemugaran, yaitu salah satu implementasi gerakan kultural, atau kita sebut "arak-arakan memoloh."

Arak-arakan memoloh yang dilaksanakan pada hari Rabu di bulan Juni 1997 ini menempuh rute : Desa Suranenggala - Dusun Nenggala Sari - perbatasan Desa Suranenggala & Desa Suranenggala Lor - Dusun Nenggala Indah - perbatasan Desa Suranenggala & Desa Suranenggala Lor - Dusun Nenggala Ayu - perbatasan Desa Suranenggala & Desa Kertasura - Dusun Nenggala Ayu - Dusun Nenggala Mekar - Dusun Nenggala Indah/ Dusun Nenggala Mekar - Dusun Nenggala Mekar - perbatasan Desa Suranenggala & Desa Kertasura - Dusun Nenggala Mekar - Dusun Nenggala Sari.

Setiap wilayah yang dikelilingi arak-arakan memoloh ini, banyak warga sekitar yang turut memberikan sumbangsih dalam bentuk uang dan beras. Arak-arakan memoloh Mushollah Nurul Iman yang berlangsung dari pukul 14.00 sampai 15.50 WIB ini menghasilkan uang sebesar Rp 650.000,- dan beras 90 kg.

Sekitar 150 muslim Desa Suranenggala yang mengarak memoloh Mushollah Nurul Iman ini. Dari orang tua, pemuda dan remaja sampai anak-anak bersuka cita mengarak memoloh Mushollah Nurul Iman. ini merupakan ekspresi rasa antusias dan bentuk syukur warga muslim Desa Suranenggala, khususnya warga Dusun Nenggala Sari akan adanya tempat ibadah di tempatnya.

Prosesi arak-arakan memoloh Mushollah Nurul Iman mencapai puncaknya ketika pada pukul 17.00 memoloh Mushollah Nurul Iman dipasang ditempatnya.

Renovaasi/ pemugaran Mushollah Nurul Iman dimulai pada 1 Muharram 1418H (penghancuran bangunan) dan pembukaan teki/ pemasangan pondasi pada tanggal 8 Muharam 1418 hijriyah.

Peresminan renovasi mushollah nurul iman yang telah mencapai 70 % dilakukan oleh Kepala desa suranenggala, bapak Nurjanah pada malam sabtu, tanggal 18 Juli 1997 berbarengan dengan pengajian umum peringatan maulin nabi Muhammad SAW 1418Hijriyah.

"Kami selaku panitia mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/ Ibu, kaum muslimin dan muslimat Desa Suranenggala atas partisipasi dan sadakoh jariyahnya. Semoga amal Bapak/ Ibu/ Saudara diterima disisi Allah SWT. Panitia hanya punya bilangan, Tapi Allah SWT yang berhak untuk membalas segala amal baik Bapak/ Ibu/ Saudara."

"Kami tidak melihat besarnya sumbangan/ sodaqoh , tapi kami yang syukuri adalah nilai kepedulian Bapak/ Ibu/ Saudara akan bangunan/ kelangsungan tempat ibadah kita ini. Semoga rasa peduli ini dapat kita pelihara dan kita miliki selamanya. Amin